Wednesday, June 20, 2007

Pembuatan Software Pembuka Program Aplikasi Komputer Berbasis Pengenalan Suara

Nia Saurina-5106201811

Abstrak
Teknologi wicara adalah salah satu teknologi aplikasi yang telah ditemukan beberapa tahun lalu. Salah satunya adalah speaker recognition yang merupakan suatu proses yang sering disebut dengan verifikasi pengucap. Yang berarti mengenali suara dengan cara membandingkan dengan suara standar. Dengan mekanisme kerja pangambilan contoh-contoh suara. Contoh-contoh suara pada speaker verification akan diproses dengan menggunakan metode window hamming dan fast fourier transform (fft). Kemudian setelah itu diproses pada filter bank. Contoh-contoh suara yang telah diproses tersebut akan mengisi data base dari feature-feature program aplikasi. Pada saat ada suara lain yang masuk, akan dicocokkan dengan contoh-contoh suara yang telah ada pada data base dan akan dicari nilai error terkecilnya. Hasil perbandingan suara baru dengan suara contoh dengan nilai error terkecil diasumsikan sama.
Banyak sekali teknologi saat ini yang memanfaatkan teknologi dalam bidang suara, salah satunya adalah robot. Dimana gerakan-gerakan robot diatur dengan suara manusia. Namun banyak persoalan yang terjadi ketika suara dimanfaatkan oleh sebuah sistem karena setiap orang memiliki ciri suara yang berbeda-beda. Suara merupakan modal utama yang dimiliki manusia untuk berkomunikasi dengan orang lain.
Dengan suara manusia dapat memberikan informasi maupun perintah. Salah satu teknologi yang memanfaatkan suara adalah proses login atau password. Dimana mengatasi hal tersebut digunakan proses pengenalan suara yang dikeluarkan oleh manusia.
Pada penelitian yang telah dilakukan oleh Yesika Eka Kartikasari, dibuat sebuah sistem atau software yang memanfaatkan teknologi pengenalan suara (speech Recognition). Sistem ini diharapkan akan mengenali dari speaker dan kemudian hasil dari pengenalan suara tersebut digunakan sebagai perintah untuk membuka aplikasi komputer.
Masalah
Dalam software ini memiliki kesulitan dalam pengambilan data input yang merupakan sinyal suara dengan menggunakan software tcl/tk dan menjadikannya sebagai data standart dalam database. Selain itu bagaimana proses matching sinyal yang masuk dengan sinyal yang ada pada database sehingga sinyal independent bisa dikenali sebagai perintah untuk membuka program aplikasi

Kebutuhan
1. Bahasa pemrograman yang digunakan adalah bahasa C/Tcl/Snack2.2 pada Windows
2. Sistem hanya bisa diakses oleh orang-orang dengan dialek yang umum (dalam hal ini adalah
Jawa)
3. Objek perekam berusia antara 20 thn – 21 thn.
4. Software yang bisa dihubungkan dengan software ini adalah software yang bisa diakses
hanya yang tersimpan dalam database, dalam hal ini adalah microsoft word, excel, explorer,
power point, dan notepad.

Pemodelan Dalam Rekayasa Perangkat Lunak
Pemodelan dalam suatu rekayasa perangkat lunak merupakan suatu hal yang dilakukan di tahapan awal. Di dalam suatu rekayasa dalam perangkat lunak sebenarnya masih memungkinkan tanpa melakukan suatu pemodelan. Hal itu tidak dapat lagi dilakukan dalam suatu industri perangkat lunak. Pemodelan delam perangkat lunak merupakan suatu yang harus dikerjakan di bagian awal dari rekayasa, dan pemodelan ini akan mempengaruhi perkerjaan-pekerjaan dalam rekayasa perangkat lunak tersebut.
1. Proses
Proses memiliki atribut dan karakteristik seperti :
· Understandability, yaitu sejauh mana proses secara eksplisit ditentukan dan bagaimana kemudahan definisi proses itu dimengerti. Dengan menggunakan software ini, maka suara yang digunakan sebagai masukan dapat memberikan instruksi pada komputer.
· Visibility, apakah aktivitas-aktivitas proses mencapai titik akhir dalam hasil yang jelas sehingga kemajuan dari proses tersebut dapat terlihat nyata/jelas. Pengoperasian aplikasi komputer dapat dilakukan dengan menggunakan perintah suara. Keberhasilan sistem dapat ditunjukkan keberhasilan dalam memasukkan perintah suara mengeksekusi aplikasi program pada komputer.
· Supportability, yaitu sejauh mana aktivitas proses dapat didukung oleh suatu tool. Dalam proses pembuatan software, beberapa macam software diperlukan, diantaranya yaitu:
1. Perekaman Suara
Pada proses perekaman suara, digunakan software perekaman suara buatan sendiri yang berbasis pada Snack dan Tcl/tk.
2. Proses Front End
Sinyal yang masuk dari hasil perekaman merupakan sinyal yang masih terhubung dengan noise dan masih memiliki tail baik di awal sinyal maupun akhir sinyal dan merupakan sinyal yang bersifat variant time. Pada proses front end ini, sinyal tail-tail dan sinyal-sinyal noise dipotong dan diambil sinyal murninya saja.
3. Proses Frame Blocking
Pada proses ini dilakukan pemotongan sinyal dalam slot-slot tertentu agar dianggap invariant. Pada proyek akhir ini sinyal suara dipotong sepanjang 20 milidetik di setiap pergeseran 10 milidetik. Setiap potongan tersebut disebut frame. Jadi dalam satu frame terdapat 240 sampel dari 12000 sampel yang ada.
4. Proses Windowing
Setelah proses frame blocking, sinyal diproses windowing untuk mengurangi efek diskontinuitas ketika sinyal ditransformasikan ke domain frekuensi. Proses windowing dilakukan tiap-tiap subband yang terdiri 240 data sample dan digeser setiap setengah subband yaitu 120 sample. Karena adanya pergeseran inilah kemungkinan puncak-puncak yang mestinya terambil menjadi terpotong dapat terjadi.
5. FFT (Fast Fourier Tramsform)
Pada proses ini sinyal yang sebelumnya berada dalam domain waktu akan dirubah dalam domain frekuensi. Setiap sinyal yang berasal dari alam merupakan sinyal analog yang bila diolah harus dirubah dalam bentuk sinyal digital. Dan pengolahan dalam digital merupakan pengolahan dalam bentuk diskrit. Pada proyek akhir ini sinyal dalam domain waktu akan dirubah dalam domain frekuensi dengan 512 titik. Karena hasil yang diperoleh berupa hasil dari fungsi konvolusi maka hanya akan diambil 256 titik saja yang akan diolah dalam proses selanjutnya. Sedangkan 256 sisanya tidak dipergunakan karena berupa pencerminan saja.
6. Liftering
Pengujian selanjutnya setelah proses FFT adalah liftering. Sebelum proses liftering dilakukan hasil dari FFT di invers terlebih dahulu. Hasil dari IFFT (Invers Fast Fourier Transform) diliftering dengan cara memprosesnya kembali dengan Fast Fourier Transform (FFT) yang bertujuan untuk mendapatkan hasil yang sebenarnya. Pada liftering ini data yang diambil adalah 16 data saja tiap framenya yang bisa mewakili semua data yang telah terolah dalam FFT.
7. Cepstrum
Cepstrum pada dasarnya sama dengan FFT, hanya saja hasil dari cepstrum harus melewati beberapa proses, seperti yang telah dijelaskan di atas yaitu dari hasil FFT harus di invers dulu untuk mendapatkan nilai lifternya dan untuk mendapatkan nilai cepstrum maka nilai lifter tersebut harus diproses dengan FFT kembali, hasil dari proses FFT kedua inilah yang disebut sebagai nilai cepstrum.
8. Dynamic Time Warping
Pengujian terakhir dari proses pengolahan sinyal wicara adalah membandingkan sinyal hasil cepstrum antara data input dan data standarnya.

· Acceptability, apakah proses yang telah ditentukan dapat diterima dan mampu bertanggung jawab selama pembuatan produk perangkat lunak hal ini bisa diwujudkan pada tahap pemrosesan sinyal suara untuk mendapatkan ciri atau parameter, sehingga didapatkan algoritma sistem yang lebih baik. Selain itu pengambilan sample yang lebih banyak lagi untuk tiap dependent speaker agar bisa didapatkan hasil yang lebih akurat.
· Reliability, apakah proses didesain sedemikian rupa sehingga kesalahan proses dapat dihindari sebelum terjadi kesalahan pada produk. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, dalam proses perekaman suara digunakan beberapa macam metoda, hal ini digunakan agar perhitungan yang didapatkan akurat sehingga setiap orang memiliki frekuensi sinyal yang berbeda.
· Robustness, dapatkah proses terus berjalan walaupun terjadi masalah yang tak diduga. Dalam proses perekaman suara, dibutuhkan beberapa sample suara yang digunakan sebagai percobaan. Apabila dalam pelaksanannya orang yang hendak diambil sample suara tersebut sedang sakit, maka diharapkan suara tersebut masih dapat memberikan instruksi pada komputer.
· Maintainability, dapatkah proses berkembang untuk mengikuti kebutuhan atau perbaikan. Untuk saat ini software baru bisa mengenali beberapa macam instruksi, diharapkan pengembangan software dapat mengenali lebih banyak instruksi yang disimpan dalam database.
· Rapidity, bagaimana kecepatan proses pengiriman sistem dapat secara lengkap memenuhi spesifikasi. Diharapkan komputer dapat merespon dengan cepat dalam memproses suara yang diberikan.

2. Aktor
1. Pengguna: kustomer yang hendak menggunakan suara untuk memberikan instruksi pada komputer.
2. Pelanggan : perusahaan yang akan menggunakan software.
3. Analisi Pasar : tim yang bertugas mensurvey kebutuhan pasar
4. Regulasi : manajer yang berhak mengatur kegiatan pembuatan software
5. Rekayasa Software : tim yang berhak mengambil keuntungan dalam pembuatan software, termasuk menggunakan ulang beberapa komponen untuk produk lain.
3. Model Spiral Boehm
Model proses nyata waterfall yang berorientasi dokumen telah diambil sebagai standar umum oleh banyak agen pemerintah dan pembuat perangkat lunak. Jadi, tidak mudah melupakan model tersebut walaupun masih terdapat masalah-masalah yang ditimbulkan dalam model tersebut. Kita membutuhkan sebuah proses yang lebih baik untuk manajemen yang dapat menggunakan semua model umum seperti yang telah kita bicarakan sebelumnya. Model perbaikan tersebut juga harus memenuhi kebutuhan-kebutuhan pembuat perangkat lunak. Pendekatan alternatif diusulkan oleh Boehm (1988). Boehm mengusulkan sebuah model yang secara eksplisit menjelaskan bahwa resiko yang disadari mungkin membentuk dasar model proses umum. Model Boehm berbentuk spiral. Setiap loop mewakili sebuah tahap dari proses perangkat lunak.
Tidak ada tahap yang tetap dalam model ini. Manajemen harus memutuskan bagaimana membentuk proyek kedalam tahap-tahap. Perusahaan biasanya bekerja dengan beberapa model umum dengan tahap tambahan untuk proyek khusus atau ketika masala-masalah ditemukan selama pembuatan proyek.

Setiap loop dibagi dalam 4 sektor
1. Pembuatan tujuan
Tujuan, hambatan dalam proses ataupun produk serta resiko-resiko proyek ditentukan. Rencan rinci manajemen juga ditulis lengkap. Pembuatan strategi-strategi alternatif direncanakan sesuai dengan resiko yang ada.
2. Perkiraan dan pengurangan resiko
Untuk setiap resiko yang telah diidentifikasi, akan dibuat analisis rincinya. Kemudian diambil langkah-langkah untuk mengurangi resiko. contohnya, jika ada resiko bahwa persyaratan-persyaratan tidak tepat maka sebuah model contoh mungkin dapat dikembangkan.
3. Pengembangan dan validasi
Setelah evaluasi resiko, sebuah model pengembangan untuk sistem dipilih. Misalnya, jika resiko interface pengguna yang dominan maka model pengembangan yang tepat mungkin pengembangan evolusioner dengan menggunakan model contoh (prototipe)
Jika resiko keselamatan yang diutamakan, model pengembangan yang sesuai adalah transformasi formal dan seterusnya. Model waterfall mungkin tepat digunakan jika resiko yang diutamakan adalah integrasi sistem.
4. Perencanaan
Jika diputuskan untuk melanjutkan pada loop spiral berikutnya maka proyek dibicarakan kembali dan rencana dibuat untuk tahap selanjutnya. Tidak perlu untuk menggunakan satu model tunggal pada setiap loop spiral bahkan dalam keseluruhan sisten perangkat lunak. Model spiral encompasses model lainnya. Pemodelan digunakan pada salah satu psiral untuk memecahkan masalah kebutuhan. Kemudian dapat diikuti oleh model konvensional, waterfall. Transformasi formal digunakan untuk mengembangkan bagian-bagian sistem yang memiliki persyaratan keselamatan yang tinggi dan pendekatan reuse digunakan untuk pengimplementasian bagian-bagian lain dari sistem data manajemen.Pada implementasinya, model spiral ini juga banyak digunakan, tetapi biasanya dikombinasikan dengan model yang lain. Pemodelan waterfall, yang sangat bagus dalam menentukan millestones dan pemodelan spiral, yang sangat bagus dengan menggunakan prototyping, merupakan kombinasi yang sering dipakai di dalam kontrak-kontrak untuk perangkat lunak dewasa ini.
4 Testing
1. Perekaman Suara Sebagai Sample
Perekaman suara dari 20 orang dengan jenis kelamin yang berbeda yaitu 10 orang wanita dan 10 orang laki-laki dengan kata yang sama. Perekaman tersebut dilakukan secara berulang-ulang dengan kata yang berbeda dari perekaman sebelumnya. Kata-kata yang direkam merupakan feature yang ada pada komputer, dalam hal ini antara lain: Microsoft Word, Excel, Explorer, Power Point, dan Notepad.
2. Pembuatan Database
Pembuatan database dari sinyal-sinyal suara yang telah disimpan sebagai sinyal standart dari software yang akan digunakan yaitu Microsoft Word, Excel, Explorer, Power Point, dan Notepad.
3. Proses Penyesuaian suara (matching voice)
Proses Penyesuaian suara dan pengambilan rata-rata dari masing-masing user pada database sehingga pada saat ada sinyal independent (sinyal baru) yang masuk dapat dicari nilai errornya. Data dengan nilai error terkecil diasumsikan mempunyai tipikal suara yang sama dengan sinyal suara standart dan akan diijinkan untuk melakukan akses pada komputer untuk membuka suatu program aplikasi.

Diambil Dari Tugas Akhir: Yesika Eka Kartikasari – Politeknik Elektronika Negeri Surabaya, DIII Telekomunikasi, 2006
Read More..

Sunday, June 10, 2007

FORM@T : Biaya Ekstra

Pekan lalu, Menkominfo bertemu dengan para wartawan media massa dalam sebuah acara ramah-tamah. Ada beberapa hal menarik yang menjadi catatan penting ketika Prof M Nuh berbicara di depan wartawan.

Menurut Menkominfo yang baru ini, masyarakat berbasis informasi tidak melulu tercapai dengan membangun infrastruktur saja, tetapi juga harus melihat sisi harga dan budaya dari masyarakat yang ingin berbasis informasi tersebut.

Kalau budaya jelas persoalannya. Selama ini kita berkutat keras untuk menjadikan Indonesia sebagai bangsa yang suka membaca dan menulis. Bukan bangsa yang "doyan ngobrol" atau "kongkow-kongkow". Upaya ini sulit sekali dicapai karena memang terkait dengan kebiasaan kita selama ini yang tidak gemar membaca dan menulis.

Herannya, kalau ada pameran buku murah, atau pameran apa pun yang murah, selalu saja dipenuhi oleh pengunjung. Tetapi, di sisi lain, ketika SMS atau percakapan telepon murah diperkenalkan sebagai bagian dari promosi, kita masih belum melihat terjadinya lonjakan signifikan.

Atau, biaya seperti yang disebut oleh Menkominfo sebagai harga tersebut, memang bukan realitas yang sesuai dengan daya jangkau masyarakat pada umumnya?

Salah satu operator terbesar di Indonesia, misalnya, menyebutkan, rata-rata pelanggannya hanya mengirim 140 buah SMS setiap bulan, atau sama dengan sekitar lima buah SMS sehari. Jumlah yang sangat kecil dibanding dengan negara tetangga seperti Filipina yang menggulingkan presidennya dengan SMS.

Lucunya, operator seluler pun menganggap bahwa dengan memberikan bonus para konsumen dianggap telah dibantu berkomunikasi secara murah. Aneh bin ajaib. Kalau memang murah, sebenarnya berapa harga dasar komunikasi SMS tersebut?

Kembali ke pernyataan Menkominfo tentang harga. Jangan-jangan memang harga yang ditetapkan industri teknologi komunikasi informasi terlalu besar dengan margin keuntungan yang tidak pernah bisa dibayangkan.

Atau di sisi lain, harga tinggi ini disebabkan oleh ekonomi biaya tinggi yang terjadi di berbagai instansi, termasuk Depkominfo. Coba bayangkan, berapa sebenarnya biaya mengurus sertifikasi ponsel, komputer notebook dengan wifi atau telekomunikasi 3G, dan teknologi lainnya.

Semua orang tahu. Mau cepat tambah biaya ekstra. Mau prosedur, banyak alasan yang diajukan. Dan kondisi ini terjadi di semua instansi pemerintahan, dari pusat sampai ke daerah-daerah, untuk mengurus berbagai macam perizinan.
Read More..

Konvergensi Total dengan Java

Acara JavaONE 2007 yang berlangsung di Moscone Center, San Francisco, AS, memberikan agenda baru bagi siapa saja yang bergelut di dunia Java. Java merupakan simbol yang dibawa oleh Sun Microsystems sebagai sebuah platform untuk berkolaborasi menghasilkan sesuatu, di mana kepercayaan untuk mengubah dunia dengan inovasi sangat kencang.

JavaONE 2007 dibuka oleh Rich Green, Executive VP Sun Microsystems, termasuk lahirnya teknologi baru JavaFX yang diciptakan untuk solusi bergerak dan dalam waktu dekat akan dinikmati para pencinta perangkat bergerak. JavaFX menjadi teknologi baru dalam keluarga Java, yang mengutamakan interaktivitas, di antaranya dengan demo menggunakan telepon bergerak dengan sistem operasi Java, yaitu Savaje (yang baru diakuisisi Sun) serta Nokia N800.
Hari pertama JavaONE 2007 sarat dengan unsur promosi pihak Sun Microsystems serta rekan-rekan Java mereka, membuat adopsi Java semakin kuat terutama di area embeded. Kolaborasi antara Yahoo, Sony, Fox Studio, Motorola, sampai perangkat televisi dan robot menjadi topik utama.

Integrasi SmartCard dengan dotcom menandakan masuknya perangkat bergerak menjadi dotcom, artinya setiap manusia yang memegang perangkat bergerak adalah sebuah situs web. Apakah Anda siap menaruh CV di ponsel dan setiap umat manusia dapat browsing ke sana?

BluRay (teknologi saing HD-DVD) memungkinkan programmer Java bergabung dengan sumber content paling hot di AS, yaitu Holywood, juga menjadi sumber informasi yang baru. Integrasi perfilman dengan internet dan game di dalam Blu Ray memungkinkan sebuah paradigma baru dalam menonton film.

Sebelumnya, bila menonton sebuah film, kita hanya dapat menonton, dan sebuah menu untuk melihat trailer atau scenes. Tanpa melakukan aktivitas saat film ini diputar. Bluray dengan BluRau Java SDK-nya memungkinkan adanya content internet di dalam film serta melakukan interaksi dan multiplayer quiz. Contoh yang mungkin adalah saat menonton film, ada live quiz dari produser film tersebut dan berhadiah mobil.

Integrasi teve
Solusi Java, yang hanya dikenal untuk aplikasi server yang dituangkan dalam full stack Oracle Fussion Middleware pada acara tersebut, dibawakan Thomas Kurian, Senior VP Oracle. Stack Enterprise yang meninggalkan kesan integrasi yang banyak. Hal ini karena solusi enterprise telah menjadi backbone dari semua ini, yang berubahnya dari integrasi aplikasi menjadi integrasi komponen.

Berubah menjadi sebuah solusi Live, yang mengintegrasikan semua sisi kehidupan manusia sehingga semua manusia di muka Bumi ini terhubung secara virtual dapat berinteraksi.
Java, yang 12 tahun lalu diciptakan agar menjadi sebuah aplikasi untuk televisi, akhirnya mendapatkan momentumnya di JavaONE 2007, yang menyatakan bahwa teknologi Java yang diciptakan oleh tim James Gosling tidak berubah.

Televisi yang kompatibel dengan JavaTV ini telah membuat perusahaan kabel, perhotelan, dan ruang keluarga berubah, dari yang semula hanya sebuah perangkat menonton menjadi sebuah media interaksi yang memungkinkan menggabungkan semua acara dalam saluran televisi, internet, dan permainan.

Dapat dibayangkan jika kita menonton televisi berbasis JavaTV dengan BluRay atau main game di Playstation3 yang berbasis Bluray juga, ruangan keluarga terkoneksi internet, suasana apa yang akan muncul? Ini adalah sebuah panggung hiburan modern yang sama sekali baru.

Ada satu teknologi yang juga berperan serta dalam konvergensi ini, yaitu mesin fotokopi berbasis Java, mengadopsi teknologi yang saat ini ditemukan di perangkat bergerak, yaitu JavaME. Ricoh berhasil membuat mesin fotokopinya berkolaborasi dengan perangkat bergerak, berubah menjadi virtual library yang dapat diakses, bukan hanya oleh PC dalam jaringan, tetapi oleh perangkat bergerak.

Teknologi robot
Teknologi lainnya yang tidak kalah menarik adalah helikopter yang dikendalikan secara remote, dapat memetakan 3D, serta teknologi 3D Open Source dari Sun, yaitu Wonderland (versi Java dari game SecondLife), dan Darkstar (game server Open Source). Darkstar adalah sebuah multiuser game server yang memungkinkan pengembang multiplayer game mengembangkan aplikasi game, dan saat ini di situs Web Sun telah muncul game client lain, yaitu sebuah multiplayer game untuk ponsel.

Sebuah robot Robosapien terbaru berwarna merah, yaitu RS (RoboSapien) Media, yang versi putihnya atau versi 2.0 dapat ditemukan toko mainan anak-anak di mal-mal di Indonesia, telah memasukkan Java sebagai teknologi pengembangan. Ini terlihat di stan Robosapien yang tidak memiliki sales promotion, tetapi menaruh dua robot yang berpromosi mengenai keunggulan dan fitur-fitur dari robot ini.

Selain show-off teknologi, JavaONE juga merupakan tempat reuni bagi orang-orang yang aktif di komunitas global, mulai dari komunitas pengembangan Java (Java user group), Java Champions (orang-orang terpilih yang memiliki influencing charisma), dosen-dosen computer science yang mengajar pemograman. Mereka semua bertemu dan berbagi semua pengalaman yang didapatkan di negara masing-masing, yang menarik ternyata semua kasus yang didapat memiliki pola yang sama, mulai dari kendala mahasiswa sampai regulasi bisnis.

Frans Thamura Pendiri Java User Group Indonesia
Read More..

Membantu Thailand Menuju 4G

Selama tiga hari pada pertengahan Mei 2007, saya berada di Asian Institute of Technology di pinggiran Bangkok, Thailand, memberikan workshop tentang Next Generation Network dan teknologi seluler 4G. Workshop tersebut diselenggarakan atas undangan Prof Kanchana Kanchanasut dari Departemen Computer Science Asian Institute of Technology. Kanchana sendiri pernah menjabat sebagai salah satu board director di ICANN, yang merupakan lembaga tertinggi di internet dunia.

Satu hal strategis yang mendasar dari kegiatan workshop Next Generation Network (NGN) dan 4G tersebut adalah ternyata di balik kegiatan itu terbayang rencana dari Menteri ICT Thailand untuk membawa Thailand melompat menuju 4G dan NGN. Tampaknya Thailand serius melakukan ancang-ancang melakukan lompatan tersebut.

Selain saya, workshop juga diberikan Dr Apinun Tunpan (lulusan AS) dan Andrey Kouprianov (lulusan Asian Institute of Technology/AIT). Materi yang dibawa Dr Tunpan lebih ke arah Trixbox, sedangkan Andey lebih ke arah SER. Kedua instruktur mitra saya tersebut lebih memberikan ilmu kepada softswitch saja.

Sementara saya di workshop tersebut mengajarkan Asterisk, ENUM, dan integrasi ke telkom. Workshop diselenggarakan di Internet Education and Research Laboratory (InterLab) AIT yang dirancang menjadi pusat penggodokan SDM internet di Asia. InterLab dipimpin oleh ketuanya, Prof Jun Murai dari Keio University, Jepang, dan Prof Kilnam Chon dari Korea Selatan, yang merupakan tokoh internet di negara masing-masing.

Baru mengenal
Peserta yang hadir kebanyakan dari perusahaan dan institusi telekomunikasi terbesar di Thailand, seperti Shin Satellite, Advanced Info Service Public Company, Samart Telcom, TOT (Telecommunication of Thailand), dan beberapa universitas di Thailand. Juga hadir beberapa peserta dari negara tetangga, seperti MYREN Malaysia maupun Institute of Technology Cambodia.

Kita sebagai bangsa Indonesia boleh berbangga hati karena ternyata semua peserta, termasuk instruktur lainnya, baru pertama kali mengenal teknologi ENUM maupun detail teknik integrasi ke NGN dan 4G ke jaringan Telkom Thailand. Kebanyakan di antara mereka masih berpikir bahwa VoIP adalah telepon dari komputer ke komputer melalui internet.

Sementara kita di Indonesia melalui VoIP Merdeka tahun 2000-an dan dilanjutkan oleh VoIP Rakyat merupakan pekerjaan sehari-hari selama lebih dari lima tahun mengoperasikan sistem NGN dan 4G di internet Indonesia. Melihat hal di atas, saya semakin yakin bahwa apa yang kita lakukan di Indonesia melalui VoIP Rakyat merupakan teknologi yang belum dikuasai oleh banyak institusi besar telekomunikasi di negara-negara sekitar kita.

Thailand, Malaysia, dan Kamboja yang hadir di ruangan workshop jelas-jelas kalah dibandingkan dengan kemampuan Indonesia. Hal strategis lain yang membuat saya yakin dengan kemampuan Indonesia beberapa tahun mendatang adalah aktifnya diselenggarakannya workshop, demo, maupun seminar yang sifatnya hands-on dan merakyat tentang NGN dan 4G, memang dikemas dengan bahasa yang merakyat seperti ponsel tanpa SIM card, VoIP Cikal Bakal Telkom Rakyat.

Ide tentang NGN dan 4G menjadi sangat merakyat di masyarakat Indonesia. Gambaran bahwa ponsel tanpa SIM card yang sebetulnya merupakan teknologi 4G menjadi lebih nyata bagi kebanyakan rakyat Indonesia.

Frekuensi aktivitas demo, workshop, seminar di Indonesia terjadi sangat tinggi dengan rata-rata 2-4 kota per minggu dan peserta rata-rata 150-200 peserta. Hal ini terus terang tidak terjadi di negara-negara sekitar kita, bahkan di Amerika Serikat pun tidak terjadi tingkat aktivitas yang sedemikian tinggi.

Kemampuan tinggi
Dibantu dengan internet 24 jam menggunakan teknologi wajanbolic e-goen pada tingkat RT/RW-net menjadikan NGN dan 4G sangat merakyat di Indonesia. Tidak ada bangsa lain di dunia yang menguasai dan menjiwai teknologi wajan ini sebaik bangsa Indonesia.

Memang semua aktivitas VoIP Rakyat, RT/RW-net, Wajanbolic, NGN, dan 4G yang sedemikian marak di lapisan bawah di tingkat rakyat sampai detik ini masih disepelekan regulator telekomunikasi di Indonesia. Terus terang, saya pribadi bersyukur regulator telekomunikasi menyepelekan infrastruktur rakyat ini karena hal ini menunjukkan secara eksplisit bahwa rakyat Indonesia sebetulnya mempunyai kemampuan yang tinggi, dan sebetulnya rakyat Indonesia tidak membutuhkan pemerintah maupun regulator untuk membangun infrastruktur telekomunikasinya.

Kunci keberhasilan itu bukan pada uang dan alat, kuncinya berada pada otak manusia Indonesia.

Memang semua ini menjadi tantangan besar sekali bagi regulator telekomunikasi Indonesia karena ilmu dan teknologi yang ada telah memungkinkan rakyat membuat sendiri jaringan telekomunikasi private (tertutup) yang skalanya sangat besar di atas infrastruktur internet buatan sendiri pula.

Dalam beberapa kondisi, ini semua merupakan tantangan langsung bagi jaringan telekomunikasi publik. Regulasi di Indonesia tidak berhasil mengantisipasi kemampuan rakyat membuat jaringan telekomunikasi tertutup yang sedemikian besar.

Tidak mengherankan kalau banyak pejabat di tingkat operator maupun regulator menjadi gelisah. Semoga kita semua sadar bahwa bangsa Indonesia mempunyai potensi yang sangat besar di bidang telekomunikasi. Semoga kita sadar bahwa "Dunia pun belajar pada kita, Bangsa Indonesia".

Onno W Purbo Mantan Dosen ITB dan Penulis Independen
Read More..

Mencari dan Mengembangkan Konten Teknologi

Setelah dimulainya pemberian layanan telepon bergerak seluler generasi ketiga (3G) secara komersial oleh lima operator telekomunikasi (Hutchison CP Telecommunication, Natrindo Telepon Seluler, Telkomsel, Excelcomindo Pratama, dan Indosat), artinya Indonesia telah memasuki babakan baru dalam industri teknologi komunikasi informasi (TKI) dari narrowband (pita sempit) ke arah broadband (pita lebar).

Setelah 3G, telah menunggu giliran pula teknologi WiMax untuk diadopsi dan generasi keempat telepon bergerak seluler (4G) yang kini masih dalam tahap pengembangan.

Selain menyangkut seberapa jauh infrastruktur teknologi pita lebar tersebut menjangkau masyarakat, yang tak bisa diabaikan adalah layanan apa saja yang bisa disajikan bagi penggunanya. Apalagi jika 4G sudah hadir, dengan kemampuan transmisi data hingga 155 Mbps atau setara 1.890 kanal 64 Kbps. Melalui pengalaman beberapa negara yang telah lebih dulu mengimplementasi pita lebar, konten mempunyai peran strategis. Tanpa konten yang menarik, menghibur, maupun mendidik, infrastruktur yang ada dapat diibaratkan jalan tol berlajur banyak yang hanya dilalui sebuah motor bebek, yang tentunya mubazir.

Mengingat perannya yang cukup signifikan, baiknya pembicaraan soal TKI tidak melulu didominasi perdebatan mengenai adopsi teknologi saja, semisal 3G, WiMax, NGN, 4G, serta apakah menggunakan jaringan publik atau jaringan private, tetapi juga perlu dibarengi dengan gugatan konten apakah yang akan diberikan kepada masyarakat agar masyarakat Indonesia menjadi cerdas, tidak menjadi korban terpaan teknologi serta masyarakat yang sejahtera sebagai muaranya.

Cukup menarik untuk melihat bagaimana perkembangan konten dalam industri TKI di sini. Ada beberapa hal yang bisa dicatat. Pertama, terjadinya pasang surut layanan konten Indonesia. Ini dapat dilihat dari konten dotcom lokal yang menggurita saat menjelang dan beberapa tahun setelah masa reformasi pada tahun 1998, namun setelah itu hanya beberapa yang mampu bertahan dan dikategorikan sukses. Walaupun belum optimal, beruntung kini hampir seluruh pemerintahan dari pusat hingga daerah bisa diakses melalui internet.

Kedua, dengan pita yang kian lebar, layanan seperti video call, mobile TV, maupun video on demand, mulai ditawarkan ke publik. Namun, disebut-sebut hampir sama dengan konten televisi kita yang bersifat latah dan hampir senada dengan dipenuhi tayangan mistik, sinetron ABG dan berita gosip, belum terlihat layanan yang menjadi ciri khas operator 3G di sini. Dikhawatirkan, tanpa variasi layanan untuk memaksimalkan lebar pita yang ada, yang akan menjadi killer application tetap saja suara (voice), sehingga ilustrasi motor di jalan tol terjadi. Dan ketiga, bersamaan dengan maraknya investasi asing di sektor TKI kita, termasuk penguasaan asing di beberapa operator telekomunikasi, industri konten juga tidak bisa menghindari hal itu. Mayoritas industri konten Indonesia saat ini juga dikuasai asing. Hal ini tentu memprihatinkan dan membuat kita bertanya-tanya apakah orang Indonesia tidak ada yang pintar untuk membuat konten yang bagus. Ataukah memang, kepintaran orang-orang kita di bidang TKI hanya yang negatif saja, semisal cybercrime yang selalu masuk dalam
Read More..

Memperluas Kapasitas Penyimpanan Digital

René L Pattiradjawane

Perkembangan kemajuan teknologi komunikasi informasi memang memiliki ciri yang tidak terbantahkan, semakin cepat kemampuan komputer dan jaringan semakin banyak data yang ingin diserap. Premis ini berlaku di mana-mana, dan pada suatu titik tertentu menimbulkan persoalan lain yang merupakan warisan yang tidak bisa dihindari akibat kemajuan tersebut maupun sebagai cermin perilaku kita sendiri menghadapi perkembangan pesat yang sangat dinamis.

Masalahnya, semakin banyak data yang dikumpulkan para pengguna komputer dan jaringan internet pun menghadapi isu baru di mana menyimpan data-data tersebut. Awalnya, semua data yang kita kumpulkan disimpan dalam disket dengan kapasitas yang terbatas, dan akhirnya menyebabkan terjadinya tumpukan-tumpukan disket yang berdebu.

Kemudian muncul CD (dan tidak lama juga muncul DVD data), memungkinkan kita untuk menyimpan data-data dalam jumlah yang berlipat dibanding menggunakan disket. Floppy disk drive pada komputer pun menghilang entah ke mana.

Namun, persoalan yang dihadirkan oleh CD atau DVD dengan kapasitas penyimpanan yang lebih besar tetap saja tidak menghilangkan pola menumpuk yang kita lakukan selama ini. Tumpukan CD dan DVD pun lebih tinggi dari disket, dan bahkan tercecer di mana-mana di ruangan rumah maupun di kantor.

Hard disk sebagai penyimpan digital juga ikut berkembang dengan kapasitas yang terus membesar, mulai dari hanya beberapa megabyte menjadi ratusan gigabyte dalam format standar berbentuk empat persegi panjang. Masalahnya, banyak di antara kita yang tidak percaya dengan hard disk ini karena banyak sekali risiko yang harus ditanggung untuk menyimpan dalam hard disk.

Banyak sekali insiden yang menyebabkan hilangnya data, karena crash tidak berfungsinya hard disk, corrupted file yang menyebabkan keseluruhan data tidak bisa diakses, serta mudahnya virus mengidap di dalam hard disk yang memiliki risiko menghilangkan semua data dan menularkannya ke mana-mana.

Walaupun begitu, kita pun akan tetap mengandalkan hard disk sebagai penyimpan digital karena satu alasan penting, mudah pencarian kembali dibanding dengan disket, CD, maupun DVD. Apalagi dengan semakin pesatnya perkembangan multimedia, hard disk menjadi pilihan paling nyaman untuk menyimpan data digital kita.

Kapasitas 1 Terabyte
Ketika Hitachi Global Storage Technologies memperkenalkan produk penyimpan digital terbarunya, Deskstar 7K1000, dengan kapasitas 1.000 GB dan Kompas mencoba produk terbaru tersebut, membuktikan kalau premis kapasitas hard disk yang semakin besar memang sesuai dengan pesatnya proses komputasi dan akses internet kecepatan tinggi broadband. Hitachi menjadi perusahaan pertama yang memproduksi hard disk kapasitas 1 terabyte mengalahkan saingannya, Seagate.

Deskstar 7K1000 dengan kapasitas 1 juta megabyte ini memang sudah lama dinantikan dan diprediksikan kehadirannya. Bayangkan, jumlah kapasitas Deskstar 7K1000 itu sama dengan sekitar 13 buah hard disk pada komputer notebook yang memiliki kapasitas 80 GB.

Kapasitas 1 TB ini sama dengan 330 ribu foto digital resolusi tinggi dengan masing-masing foto tersimpan dalam file yang besarnya 3 MB. Atau, sama dengan 150 judul film definisi tinggi dengan encode 9 MB per detik menggunakan format MPEG-4. Jumlah ini memang menjadi fantastis, dan menjadi menarik ketika semuanya ini mudah dicari dalam satu hard disk saja.

Padahal sebelumnya, untuk mencapai jumlah 1.000 GB hard disk, pengguna komputer harus menggunakan beberapa hard disk dengan kapasitas ukuran 200 GB yang memanfaatkan fitur spanning atau striping menggunakan teknologi RAID. Kehadiran Deskstar 7K1000 ini sekaligus menandakan kehadiran kemajuan teknologi multimedia yang semakin luas, menyajikan film digital seketika, serta memperluas berbagai kemungkinan lain, termasuk e-magazine dan e-book.

Memperluas densitas
Penyimpan digital Deskstar 7K1000 bukan hanya memperbesar kapasitas hard disk dalam satu format saja, tetapi Hitachi juga menghadirkan beberapa inovasi dalam teknologi hard disk ini. Selain menggunakan antarmuka Seria ATA II, Deskstar 7K1000 adalah yang pertama memiliki cache memory sebesar 32 MB memungkinkan penulisan dan pembacaan data yang lebih cepat, serta implementasi teknologi perpendicular magnetic recording (PMR) yang memperbesar kapasitas.

Untuk bisa mencapai kapasitas penyimpanan 1 TB, Hitachi perlu memperluas area densitas penyimpan digitalnya yang terbaru. Kalau pada produk sebelumnya dengan kapasitas 500 GB dibutuhkan tiga plat magnit dengan kapasitas rata-rata 166 GB, maka pada Deskstar 7K1000 digunakan lima buah plat magnit dengan kapasitas penyimpanan masing-masing 200 GB.
Sebenarnya, penggunaan lima plat magnit (bayangkan seperti tumpukan piringan hitam) sudah lama digunakan dan menjadi standar dalam penggunaan hard disk untuk keperluan perusahaan. Sehingga, teknologi PMR sebenarnya sudah matang dan memiliki kemungkinan untuk memperbesar kapasitas di atas 200 GB seperti yang digunakan pada Deskstar 7K1000 sekarang ini.

Dalam uji coba Kompas, Deskstar 7K1000 memiliki kecepatan akses membaca dan menulis, terutama menggunakan sistem network area storage (NAS) seperti buatan QNAP, yang memuaskan untuk kapasitas 1 TB. Walaupun memiliki kecepatan 7200 rpm, kemampuannya untuk menghadirkan data digital seketika di dalam sistem jaringan menjadi memadai pada era multimedia sekarang ini.

Bahkan, kemampuannya untuk streaming film digital definisi tinggi juga memuaskan, memberikan sebuah peluang bagi penggunanya untuk mengumpulkan koleksi film-filmnya dalam sebuah penyimpan digital yang cepat dan mudah diakses. Dan kehadiran Hitachi Deskstar 7K1000 ini sekaligus menandakan akan semakin cepat kita melihat kehadiran kapasitas penyimpan digital ukuran terabyte, seperti halnya ketika Segate memperkenalkan hard disk 1 GB pada dekade 90-an
Read More..

Tuesday, June 5, 2007

Pemanfaatan ICT Bagi Anak Penderita Tuna Rungu

Kehilangan pendengaran dan tidak bisa bicara (tuli dan bisu) mempengaruhi individu dari semua umur yang bisa terjadi pada masa kanak-kanak sampai usia lanjut. Departemen Pendidikan US (2002) melaporkan bahwa sepanjang tahun 2000-2001, 70.767 siswa yang berusia 6 sampai 21 tahun (atau 1.3% dari seluruh siswa) menerima pendidikan khusus dengan kategori “kerusakan pendengaran”. Bagaimanapun, jumlah anak-anak yang kehilangan pendengaran tersebut semakin bertambah, selain itu memiliki kekurangan yang lain. Sehingga mereka menerima pendidikan dengan kategori selain tuli dan bisu.
Jika anda baru-baru ini mendapatkan anak anda memiliki kehilangan pendengaran, tulisan ini cukup berguna sebagai masukan. Apakah anak anda bayi yang baru lahir, usia sebelum masuk sekolah, atau lebih tua. Ada pelayanan untuk membantu anak anda, dan di sana terdapat banyak kelompok dengan informasi penting untuk diketahui.

What Are the Types of Hearing Loss?

Beberapa kriteria tentang tuli
● Conductive - Kehilangan pendengaran sebagai hasil kekacauan dari lingkungan dan atau pertengahan telinga (misalnya sebagai hasil infeksi/peradangan telinga, struktur telinga abnormal)
● Sensor Neural - Kehilangan pendengaran sebagai hasil kinerja labirin yang tidak stabil atau syaraf ke-8 yang berhubungan dengan tengkorak sehingga membawa isyarat tentang indera pendengar kepada otak tersebut tidak bekerja (misalnya sebagai hasil radang selaput otak, sumsum belakang, suara bising yang berlebihan, cacat sejak lahir)
● Mixed - Kombinasi dari conductive dan sensor neural
● Central – Hasil dari kekacauan sistem nervous (misalnya kerusakan pada proses inti indera pendengar)

Dampak pada Bidang Pendidikan

Kehilangan pendengaran tidak mempengaruhi kemampuan atau kapasitas seseorang secara intelektual untuk belajar. Bagaimanapun, anak-anak tersebut memerlukan beberapa pelayanan pendidikan khusus untuk memenuhi kekurangan pendidikan sebagaimana layknya anak normal. Beberapa layanan yang diberikan meliputi:

● Cara berbicara yang teratur, bahasa yang baik dan pelatihan khusus;
● Pelayanan dari interpreter bagi para siswa yang menggunakan bahasa isyarat;
● Tempat duduk diatur sedemikian rupa sehingga memudahkan mengajar melalui gerakan bibir;
● Melihat cerita melalui film atau video;
● Asisten sebagai notulen, yang membantu siswa dalam mencatat sehingga siswa dapat dengan mudah mengerti instruksi yang diberikan;
● Instruksi untuk guru dan mengamati metoda komunikasi, seperti bahasa isyarat;
● Sebagai Penasehat.

Apakah anak anda memiliki resiko kehilangan pendengaran?
Perilaku Anak-Anak terhadap resiko Kehilangan Pendengaran
● Jangan memberikan suara keras yang membuat anak anda terkejut selama masa kanak-kanak
● Akan lebih baik bila anak anda memiliki catatan kesehatan mengenai infeksi/peradangan telinga dalam satu tahun
● Sering salah paham tentang apa yang dikatakan
● Secara konstan meminta informasi untuk diulangi
● Sering mengatakan "huh" atau "apa"
● Memiliki kesukaran terhadap mengikuti instruksi lisan
● Memberikan tanggapan yang tidak konsisten terhadap apa yang di dengar
● Membutuhkan waktu untuk menjawab pertanyaan atau arah percakapan
● Memiliki memori pendengaran yang lemah (mudah lupa)
● Tidak langsung ber-ekspresi
● Memiliki kemampuan belajar yang lambat
● Memiliki masalah dalam membaca, mengeja dan permasalahan akademis lainnya
● Memiliki tingkah laku yang berbeda

Anak-anak memiliki masalah pendengaran akan jauh lebih sulit dibandingkan anak-anak normal untuk belajar tentang kosa kata, tata bahasa, urutan kata, ungkapan, dan aspek lain tentang komunikasi secara lisan. Bagi anak-anak yang kehilangan pendengaran sejak lahir, mereka lebih konsisten dalam menggunakan bahasa dan gaya komunikasi yang berbeda (seperti bahasa isyarat), maka mereka diberikan pelatihan khusus untuk membantu mengurangi penggunaan bahasa ini. Dengan bertambahnya usia, empat atau lima tahun kemudian, kebanyakan anak-anak tersebut dapat melanjutkan sekolah pada tingkat yang lebih tinggi dan atau bekerja dengan komunikasi khusus dan pengembangan ilmu lainnya. Adalah penting bagi para guru dan audiologists untuk bekerja sama dalam mengajar anak-anak tersebut menggunakan pertemuan face to face semaksimal mungkin, sekalipun tetap menggunakan alat komunikasi yang nyaman.
Read More..