Saturday, October 20, 2007

Sistem Informasi Daerah

Tulisan ini bisa didapatkan pada estimasnia-811.pdf
Perhitungan COCOMO bisa digunakan untuk mengetahui jenis proyek, menghitung Person Month (perbandingan antara waktu dan tenaga yang dibutuhkan), Durasi (waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek), tim size (tenaga yang dibutuhkan). Metode Function Point pertama kali diusulkan oleh Albrecht dan Gaffney. Pada metode ini, ukuran proyek dapat dihitung oleh tiga komponen yaitu ukuran proses informasi (Unadjusted Function Points-UFP), faktor penyesuaian kompleksitas dan Function Points. Komponen tersebut dianalisa sebagai berikut:

Unadjusted Function Points - UFP
Fitur ini disebut juga sebagai ukuran proses informasi. Ukuran ditentukan oleh identifikasi komponen eksternal sistem atau logical input, output, pemeriksaan (inquiry), external interface ke sistem lain dan logical internal file. Komponen ini memiliki kategori "mudah", "menengah" atau "komplek" tergantung pada karakteristik yang dimiliki. Lalu jumlah dari semua komponen disebut Unadjusted Function Points (UFP). Kategori yang dimiliki digambarkan pada tabel 1 dibawah [Symons,88]. Dengan catatan jumlah keseluruhan didapatkan dengan mengalikan kategori yang dipilih (mudah, menengah atau komplek).


Sesuai dengan kategori yang dimiliki SIMDA, maka perhitungan UFP adalah:
  • Eksternal input mudah 3 x3 = 9
  • Eksternal output mudah 4 x4 = 16
  • User menengah 4 x4 = 16
  • File komplek 15 x15 = 225
  • Eksternal interface menengah 7 x7 = 49
sehingga bisa didapatkan UFP = 9+16+16+225+49
UFP = 315

Perhitungan Kompleksitas Teknis
Perhitungan ini dihasilkan dari perhitungan technical complexity factor (TCF). TCF dihitung dengan melakukan penilaian 14 pertanyaan yang ditunjukkan pada table 2 [Pressman,87] dari 0 sampai 5 dimana



Sesuai dengan kategori yang dimiliki SIMDA, maka perhitungan TCF adalah:
  1. Backup dan recovery dapat dipercaya 5
  2. Komunikasi data 4
  3. Fungsi distribusi 4
  4. Performansi 4
  5. Lingkungan operasional 4
  6. Data entry on-line 5
  7. Layar interaktir untuk input 3
  8. Online update 4
  9. Kompleksitas interface 3
  10. Bisa digunakan kembali (reusability) 3
  11. Kompleksitas proses 3
  12. Kemudahan dalam install 3
  13. Memiliki banyak site 3
  14. Mudah digunakan 4
sehingga bisa didapatkan TCF = 5+4+4+4+4+5+3+4+3+3+3+3+3+4

TCF = 52

Perhitungan Function Point
Sesuai dengan SIMDA, maka perhitungan Function point dihitung dengan menggunakan rumus:



Sehingga didapatkan FP = 315 x (0.65 + 0.01 * 52)
FP = 368,55

Konversi FP-ke-NCSS
Setelah function point dihitung, sesuai dengan table 3 digunakan untuk konversi ke NCSS yang diusulkan oleh Albrecht dan Gaffney [83].



Karena SIMDA menggunakan bahasa C, maka didapatkan perhitungan konversi dimana konversi NCSS = FP * NCSS
konversi NCSS = 368,55 * 70
konversi NCSS = 25798,5

Menurut ide dasar COCOMO, proyek dibagi menjadi dua kategori yaitu poyek kecil dan proyek besar, dimana masing-masing proyek tersebut memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

Proyek Kecil
  • Tim memiliki anggota sedikit (2-3 orang)
  • Mudah dimodelkan
  • Memiliki penyelesaian tidak terlalu rumit
  • Perhitungan EFFORT = a * SIZE + b

Proyek Besar

  • Semakin banyak tim yang dimiliki, semakin komplek proyek yang akan dikerjakan
  • Perhitungan EFFORT = a * SIZE b

Dimana a dan b adalah faktor penskalaan

Selain itu COCOMO memiliki kriteria tipe proyek, yaitu organik, semi detached dan embedded dimana masing-masing kriteria memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

Organik

  • Merupakan proyek rutinitas
  • Proyek yang dikerjakan mudah dipelajari
  • Tim work bekerja scara efisien
  • Proyek yang dikerjakan memiliki sedikit hambatan
  • Umumnya sistem kecil

Semi-Detached

  • Pada pertengahan antara organic dan embedded
  • Memiliki sistem yang kompleks, tetapi proyek bukanlah sesuatu yang baru
  • Tim bisa terdiri dari tenaga yang berpengalaman dan belum berpengalaman

Embedded

  • Memiliki tingkat kesulitan lebih bila dibandingkan organik dan semi detached
  • Proyek yang dikerjakan cukup besar (software untuk kontrol nuklir, atau pesawat luar angkasa)
  • Tim sebagian besar terdiri dari tenaga yang berpengalaman
  • Proyek yang dikerjakan merupakan sesuatu yang baru
  • Biasanya memiliki hambatan yang cukup besar

Berdasarkan kriteria kategori proyek COCOMO, SIMDA merupakan proyek besar, sehingga memiliki Perhitungan EFFORT = a * SIZE b. Selain itu SIMDA merupakan tipe proyek Semi detached sehingga sesuai dengan table 4, SIMDA memiliki nilai a dan b masing-masing yaitu a = 3.0 dan b = 1.12.



Perhitungan Unadjusted function Point – UFP digunakan untuk mengetahui SIZE yang dimiliki SIMDA. Sehigga bisa diketahui SIZE yang dimiliki SIMDA adalah 315.Untuk mengetahui berapa banyak usaha (Effort) untuk menyelesaikan SIMDA, maka digunakan rumus



EAF adalah Effort Adjustment Factor sesuai dengan table 5




Berdasarkan table 5, EAF yang dimiliki SIMDA, memiliki detail:
  • Required software reliability high 1.15
  • Database size high 1.08
  • Main storage high 1.06
  • Programmer capability low 1.17
  • Programming language experience low 1.07
  • Use of software tools low 1.10
  • Required development schedule low 1.08

Sehingga bisa ditentukan Person Month (PM), yaitu:
PM = EAF * a * SIZE b
PM = (1.15 * 1.08 * 1.06 * 1.17 * 1.07 * 1.10 * 1.08) * 3.0 * (315) 1.12
PM = 1,958 * 3.0 * 628,214
PM = 3690,138
3690 PM yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek SIMDA

Berdasarkan table 6, bisa ditentukan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan SIMDA



Duration = 2.5 * Effort 0.35
Duration = 2.5 * (3690) 0.35
Duration = 44,300
Waktu yang dibutuhkan sebanyak 44 bulan

Orang yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek SIMDA
3690,138 / 44,300 = 83,298

Sehingga untuk menyelesaikan proyek SIMDA dibutuhkan 83 orang

Perhitungan COCOMO disini berdasarkan proposal Sistem Informasi Daerah (SIMDA), bisa didapatkan pada
simda_proposal.pdf
tgsproposalnia-811.ppt

Sumber perhitungan COCOMO bisa didapatkan pada
tutorial-oct25.pdf