René L Pattiradjawane
Perkembangan kemajuan teknologi komunikasi informasi memang memiliki ciri yang tidak terbantahkan, semakin cepat kemampuan komputer dan jaringan semakin banyak data yang ingin diserap. Premis ini berlaku di mana-mana, dan pada suatu titik tertentu menimbulkan persoalan lain yang merupakan warisan yang tidak bisa dihindari akibat kemajuan tersebut maupun sebagai cermin perilaku kita sendiri menghadapi perkembangan pesat yang sangat dinamis.
Masalahnya, semakin banyak data yang dikumpulkan para pengguna komputer dan jaringan internet pun menghadapi isu baru di mana menyimpan data-data tersebut. Awalnya, semua data yang kita kumpulkan disimpan dalam disket dengan kapasitas yang terbatas, dan akhirnya menyebabkan terjadinya tumpukan-tumpukan disket yang berdebu.
Kemudian muncul CD (dan tidak lama juga muncul DVD data), memungkinkan kita untuk menyimpan data-data dalam jumlah yang berlipat dibanding menggunakan disket. Floppy disk drive pada komputer pun menghilang entah ke mana.
Namun, persoalan yang dihadirkan oleh CD atau DVD dengan kapasitas penyimpanan yang lebih besar tetap saja tidak menghilangkan pola menumpuk yang kita lakukan selama ini. Tumpukan CD dan DVD pun lebih tinggi dari disket, dan bahkan tercecer di mana-mana di ruangan rumah maupun di kantor.
Hard disk sebagai penyimpan digital juga ikut berkembang dengan kapasitas yang terus membesar, mulai dari hanya beberapa megabyte menjadi ratusan gigabyte dalam format standar berbentuk empat persegi panjang. Masalahnya, banyak di antara kita yang tidak percaya dengan hard disk ini karena banyak sekali risiko yang harus ditanggung untuk menyimpan dalam hard disk.
Banyak sekali insiden yang menyebabkan hilangnya data, karena crash tidak berfungsinya hard disk, corrupted file yang menyebabkan keseluruhan data tidak bisa diakses, serta mudahnya virus mengidap di dalam hard disk yang memiliki risiko menghilangkan semua data dan menularkannya ke mana-mana.
Walaupun begitu, kita pun akan tetap mengandalkan hard disk sebagai penyimpan digital karena satu alasan penting, mudah pencarian kembali dibanding dengan disket, CD, maupun DVD. Apalagi dengan semakin pesatnya perkembangan multimedia, hard disk menjadi pilihan paling nyaman untuk menyimpan data digital kita.
Kapasitas 1 Terabyte
Ketika Hitachi Global Storage Technologies memperkenalkan produk penyimpan digital terbarunya, Deskstar 7K1000, dengan kapasitas 1.000 GB dan Kompas mencoba produk terbaru tersebut, membuktikan kalau premis kapasitas hard disk yang semakin besar memang sesuai dengan pesatnya proses komputasi dan akses internet kecepatan tinggi broadband. Hitachi menjadi perusahaan pertama yang memproduksi hard disk kapasitas 1 terabyte mengalahkan saingannya, Seagate.
Deskstar 7K1000 dengan kapasitas 1 juta megabyte ini memang sudah lama dinantikan dan diprediksikan kehadirannya. Bayangkan, jumlah kapasitas Deskstar 7K1000 itu sama dengan sekitar 13 buah hard disk pada komputer notebook yang memiliki kapasitas 80 GB.
Kapasitas 1 TB ini sama dengan 330 ribu foto digital resolusi tinggi dengan masing-masing foto tersimpan dalam file yang besarnya 3 MB. Atau, sama dengan 150 judul film definisi tinggi dengan encode 9 MB per detik menggunakan format MPEG-4. Jumlah ini memang menjadi fantastis, dan menjadi menarik ketika semuanya ini mudah dicari dalam satu hard disk saja.
Padahal sebelumnya, untuk mencapai jumlah 1.000 GB hard disk, pengguna komputer harus menggunakan beberapa hard disk dengan kapasitas ukuran 200 GB yang memanfaatkan fitur spanning atau striping menggunakan teknologi RAID. Kehadiran Deskstar 7K1000 ini sekaligus menandakan kehadiran kemajuan teknologi multimedia yang semakin luas, menyajikan film digital seketika, serta memperluas berbagai kemungkinan lain, termasuk e-magazine dan e-book.
Memperluas densitas
Penyimpan digital Deskstar 7K1000 bukan hanya memperbesar kapasitas hard disk dalam satu format saja, tetapi Hitachi juga menghadirkan beberapa inovasi dalam teknologi hard disk ini. Selain menggunakan antarmuka Seria ATA II, Deskstar 7K1000 adalah yang pertama memiliki cache memory sebesar 32 MB memungkinkan penulisan dan pembacaan data yang lebih cepat, serta implementasi teknologi perpendicular magnetic recording (PMR) yang memperbesar kapasitas.
Untuk bisa mencapai kapasitas penyimpanan 1 TB, Hitachi perlu memperluas area densitas penyimpan digitalnya yang terbaru. Kalau pada produk sebelumnya dengan kapasitas 500 GB dibutuhkan tiga plat magnit dengan kapasitas rata-rata 166 GB, maka pada Deskstar 7K1000 digunakan lima buah plat magnit dengan kapasitas penyimpanan masing-masing 200 GB.
Sebenarnya, penggunaan lima plat magnit (bayangkan seperti tumpukan piringan hitam) sudah lama digunakan dan menjadi standar dalam penggunaan hard disk untuk keperluan perusahaan. Sehingga, teknologi PMR sebenarnya sudah matang dan memiliki kemungkinan untuk memperbesar kapasitas di atas 200 GB seperti yang digunakan pada Deskstar 7K1000 sekarang ini.
Dalam uji coba Kompas, Deskstar 7K1000 memiliki kecepatan akses membaca dan menulis, terutama menggunakan sistem network area storage (NAS) seperti buatan QNAP, yang memuaskan untuk kapasitas 1 TB. Walaupun memiliki kecepatan 7200 rpm, kemampuannya untuk menghadirkan data digital seketika di dalam sistem jaringan menjadi memadai pada era multimedia sekarang ini.
Bahkan, kemampuannya untuk streaming film digital definisi tinggi juga memuaskan, memberikan sebuah peluang bagi penggunanya untuk mengumpulkan koleksi film-filmnya dalam sebuah penyimpan digital yang cepat dan mudah diakses. Dan kehadiran Hitachi Deskstar 7K1000 ini sekaligus menandakan akan semakin cepat kita melihat kehadiran kapasitas penyimpan digital ukuran terabyte, seperti halnya ketika Segate memperkenalkan hard disk 1 GB pada dekade 90-an
No comments:
Post a Comment